Kamis, 09 Maret 2017

Mendiamkan kedzoliman bukanlah AKHLAQ


Nabi Muhammad SAW Diam saat Harga Dirinya di HINA, Tapi jika AGAMA di HINA, Beliau bangkit MELAWAN..!
Kenapa perang BADAR & UHUD terjadi..?
Untuk apa Rasulullah mengajarkan Amar Ma’ruf Nahi Mungkar..? Yakni menyuruh kepada hal yang baik, dan mencegah kemungkaran.


Akhir akhir ini banyak segelintir orang menggunakan istilah "Akhlaq" kenapa..? Mungkin mereka ingin menggembosi Umat Islam.., Wallahu'alam. Mereka mengatakan Akhlaq Nabi SAW mulia saudara, diludahi diam saja, di uwuri pasir kepalanya diam saja...

Perlu diketahui saudaraku yang semoga di Rahmati Allah SWT, kalau mau membahas sejarah Rasulullah SAW itu harus Kompherensif (menyuluruh), memang benar Rasulullah SAW sabar ketika diludahi oleh kafir Quraisy dan sabar ketika di uwuri pasir kepalanya, karena semua itu menyangkut hal pribadi bukan urusan Agama, pantas beliau sabar karena memang Akhlaq beliau yang begitu mulia. 


Namun jangan lupa saudara Masjid Dhiror yang digunakan untuk pecah belah umat dibakar, jangan lupa juga Rasulullah SAW memerintahkan sahabatnya yang mulia untuk membunuh penghina beliau, dan Khalid bin Walid Radiallahu'anhu pernah membunuh seorang yang pernah mengucapkan panggilan "Muhammad Sohibuk" (Muhammad temen kamu), pada saat itu Sayyidina Abu Bakar Assidiq Radiallahu'anhu mengatakan: "Jika orang tersebut mengatakan seperti itu dihadapanku, aku akan lakukan seperti apa yg dilakukan Khalid Bin Walid Radiallahu'anhu"

Yang diperlu diketahui budi pekerti dan Akhlaq itu berbeda saudara, jika budi pekerti barometernya adalah kebiasaan lokal namun Akhlaq barometernya adalah SYARIAT
Jadi jangan gunakan kalimat yang benar untuk tujuan yg BATHIL. Jika kita menolak Hisbah/ Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dan Jihad artinya banyak ayat Qur'an yang kita tolak. Karena Hisbah dan jihad ada didalam Alqur'an.

Firman Allah :
“Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya” (QS Al-Anfal: 25).

Mengomentari ayat ini, Ibnu ‘Abbas berkata, “Allah memerintahkan kepada kaum Mukminin agar tidak mendiamkan saja kemungkaran terjadi di sekitar mereka sehingga azab tidak menimpa secara merata kepada mereka.
Di dalam Shahih Muslim dari Zainab binti Jahsy bahwasanya ia bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan padahal ada orang-orang shalih di tengah kami.?” Beliau menjawab, “Ya, bila keburukan telah demikian banyak.”

Imam Ahmad meriwayatkan dari Ummu Salamah, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Bila perbuatan-perbuatan maksiat di tengah umatku telah nyata, maka Allah akan menimpakan azab-Nya kepada mereka secara merata.” Ia berkata, “Lalu aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bukankah di tengah mereka itu ada orang-orang yang shalih.?’ Beliau menjawab, “Benar.” Ia berkata lagi, “Bagaimana jadinya mereka.?” Beliau bersabda, “Apa yang menimpa orang-orang menimpa mereka juga, kemudian nasib akhir mereka mendapatkan ampunan dan keridlaan dari Allah.”

Fitnah, kerusakan, atau azab yang terjadi akibat perbuatan maksiat itu tidak hanya menimpa pelakunya, tetapi juga orang lain yang tidak terlibat langsung. Realitas ini digambarkan Rasulullah Saw. dengan sabdanya, “Perumpamaan orang-orang yang menegakkan hukum-hukum Allah dan orang-orang yang melanggarnya bagaikan suatu kaum yang berbagi-bagi tempat di sebuah kapal, sebagian dari mereka ada yang mendapatkan bagian atas kapal, dan sebagian lainnya mendapatkan bagian bawahnya. Orang-orang yang berada di bagian bawah kapal, jika hendak mengambil air, melewati orang-orang yang berada di atas mereka. Mereka berkata, ‘Seandainya kita melubangi bagian kita dari kapal ini, niscaya kita tidak akan mengganggu orang-orang yang berada di atas kita.’ Apabila mereka semua membiarkan orang-orang tersebut melaksanakan keinginannya, niscaya mereka semua akan binasa. Jika mereka mencegah orang-orang tersebut, niscaya mereka selamat dan menyelatkan semuanya” (HR Al-Bukhari).

Ilustrasi Rasulullah SAW, itu amat sesuai dengan realitas kehidupan. Ketika korupsi dikerjakan oleh segelintir orang yang menjadi penguasa di negeri ini dan berakibat kepada kebangkrutan negara, seluruh rakyat ikut menanggung akibatnya. Demikian juga penggundulan dan pembakaran hutan. Banjir bandang, tanah longsor, dan pengapnya asap akibat perbuatan maksiat itu dirasakan seluruh orang. Dan salah satu fitnah (dosa) besar yang saat ini terjadi adalah menghalangi kaum Muslimin dalam menegakkan syariat Islam pada sebuah pemerintahan yang sah seperti yang terjadi di Palestina, Mesir, dan di beberapa Negara Muslim lainnya. Agar peristiwa mengerikan itu tidak terjadi, setiap kemungkaran harus dicegah, dan setiap kezaliman itu harus dihentikan.

Orang-orang yang berjihad di jalan Allah, jiwa mereka menyatu dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tentara Allah (junudullah) yang ada di langit dan bumi. Sehingga, apabila mereka dibunuh karena alasan akan menegakkan syariat Islam, maka alam semesta yang merupakan bagian dari tentara Allah akan murka, karena Allah SWT murka terhadap orang-orang kafir dan musyrik yang menghalangi kaum Muslimin dari jalan Allah.

Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu 'anhu, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak halal darah seorang Muslim, kecuali karena salah satu dari tiga hal, yaitu orang yang berzina padahal ia sudah menikah, membunuh jiwa (orang lain) tanpa alasan syar’i, dan orang yang meninggalkan agamanya lagi memisahkan diri dari jama’ah (kaum Muslimin)’.” (HR al-Bukhâri dan Muslim). Bahkan Beliau menegaskan bahwa dosa membunuh seorang Mukmin lebih besar daripada hancurnya dunia.

Maka bukanlah hal yang mustahil bila banyak bencana terjadi pasca pembunuhan/Pembantaian kaum Muslimin di berbagai Negara. Mungkin juga termasuk bencana alam yang menimpa sebagian masyarakat Indonesia. Semoga kita terhindar dari bencana besar akibat pembiaran terhadap kezaliman yang terjadi di muka bumi ini. Aamiin Yarobbal'aalamiin.

Wallahu’alam bisshawab
"Dan Allah lebih Mengetahui yang sebenar-benarnya"
Mudah-mudahan Bermanfaat
Mohon Maaf atas segala Kekurangan
Wassalaamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
(edisalam)

sumber :
http://syamsuhilal.blogspot.co.id/2013/09/ketika-kezaliman-dibiarkan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar